Yogyakarta, 04/09/2017. SD Entrepreneur Muslim Alif-A bersama Syakka Organizer menyelenggarakan acara “Bincang Entrepreneur” dengan menghadirkan dua pembicara. Pembicara yang pertama adalah Bapak Suryadin Laoddang, beliau terkenal sebagai dosen jualan yang sekaligus wali santri SD Entrepreneur Muslim Alif-A. Pembicara yang kedua adalah Muhammad Mansur, M.Pd.I selaku kepala sekolah SD Entrepreneur Muslim.
Acara dilaksanakan di panggung utama Islamic Fair 2017 GOR UNY. Acara tersebut dipandu oleh Arynti Latifah. Di awal acara santri SD Alif-A membuka acara dengan penampilan tahhfudz juz Amma. Selanjutnya dilanjutkan dengan acara Bincang Entrepreneur. Tema yang diangkat pada acara ini adalah bagaimana menanamkan karakter entrepreneur pada diri anak.
Sebagai praktisi entrepreneur, Suryadin Laoddang menceritakan pengalamannya menjadi pengusaha dari awal mula beliau terjun di dunia jualan sampai saat ini menjadi praktisi dan pembicara jualan online. Pengalamannya menjadi orang tua yang ingin menanamkan virus pengusaha kepada anaknya patut dijadikan salah satu contoh yang bisa diterapkan dalam pola asuh anak. Salah satu yang beliau terapkan adalah mengajak anak untuk terlibat dalam dunia bisnis orang tua. Tentu, melibatkan anak dalam hal ini harus sesuai dengan porsinya. Anak dikenalkan akan bagaimana profesi jualan yang dilakukan orang tua sampai pada transaksi yang dilakukan oleh seorang penjual dan pembeli.
Muhammad Mansur, M.Pd.I selaku kepala sekolah SD Entrepreneur Muslim Alif-A menambahkan bahwa di Indonesia prosentase yang menjadi pengusaha bisa dikatakan masih minim. Hal ini dibuktikan masih banyaknya orang yang mencari kerja, bukan menciptakan lapangan kerja, pengangguran pun masih menjadi masalah yang belum bisa terselesaikan sampai saat ini. Untuk itu, SDEM Alif-A mempunyai misi yang mulia untuk menyiapkan anak-anak bangsa menjadi para pengusaha. Maka dari itu, karakter dan mindsetnya harus dibangun sejak anak usia dini/ sekolah dasar. Beliau menuturkan, bahwa dalam rangka menyiapkan itu semua, sekolah menyiapkan program-program entrepreneur dalam rangka mewujudkan cita-cita mulia itu misalnya Entrepreneur Zone, Culinary Corner Diklat Niaga, IT Bisnis dan lain sebagainya.
Di sela-sela talshow, santri SD Entrepreneur Muslim Alif-A juga menampilkan beberapa tampilan, diantaranya pidato bertema entrepreneur dan presentase karya. Dalam presentase karya kali ini, santri menyampaikan bagaimana cara membuat gelang manik-manik. Pada kesempatan ini, para santri juga mendapatkan kesempatan untuk menjual produk yang mereka buat kepada para pengunjung Islamic Fair 2017.
Selain itu, dalam rangka mengedukasi anak cinta terhadap buku, para santri diberikan kesempatan untuk membaca dan membeli buku di area Islamic Fair. Dengan demikian, anak tidak hanya mendapatkan ilmu tapi juga berlatih transaksi jual beli serta managemen keuangan karena mereka berlatih untuk membelanjakan uang yang diberikan orang tua untuk membeli buku. Terlihat para santri mengikuti program ini dengan senag dan antusias. Semoga para santri bisa menjadi generasi yang cinta buku, cinta ilmu dan kelak menjadi pengusaha sukses yang gemar bersedekah.
Acara dilaksanakan di panggung utama Islamic Fair 2017 GOR UNY. Acara tersebut dipandu oleh Arynti Latifah. Di awal acara santri SD Alif-A membuka acara dengan penampilan tahhfudz juz Amma. Selanjutnya dilanjutkan dengan acara Bincang Entrepreneur. Tema yang diangkat pada acara ini adalah bagaimana menanamkan karakter entrepreneur pada diri anak.
Sebagai praktisi entrepreneur, Suryadin Laoddang menceritakan pengalamannya menjadi pengusaha dari awal mula beliau terjun di dunia jualan sampai saat ini menjadi praktisi dan pembicara jualan online. Pengalamannya menjadi orang tua yang ingin menanamkan virus pengusaha kepada anaknya patut dijadikan salah satu contoh yang bisa diterapkan dalam pola asuh anak. Salah satu yang beliau terapkan adalah mengajak anak untuk terlibat dalam dunia bisnis orang tua. Tentu, melibatkan anak dalam hal ini harus sesuai dengan porsinya. Anak dikenalkan akan bagaimana profesi jualan yang dilakukan orang tua sampai pada transaksi yang dilakukan oleh seorang penjual dan pembeli.
Muhammad Mansur, M.Pd.I selaku kepala sekolah SD Entrepreneur Muslim Alif-A menambahkan bahwa di Indonesia prosentase yang menjadi pengusaha bisa dikatakan masih minim. Hal ini dibuktikan masih banyaknya orang yang mencari kerja, bukan menciptakan lapangan kerja, pengangguran pun masih menjadi masalah yang belum bisa terselesaikan sampai saat ini. Untuk itu, SDEM Alif-A mempunyai misi yang mulia untuk menyiapkan anak-anak bangsa menjadi para pengusaha. Maka dari itu, karakter dan mindsetnya harus dibangun sejak anak usia dini/ sekolah dasar. Beliau menuturkan, bahwa dalam rangka menyiapkan itu semua, sekolah menyiapkan program-program entrepreneur dalam rangka mewujudkan cita-cita mulia itu misalnya Entrepreneur Zone, Culinary Corner Diklat Niaga, IT Bisnis dan lain sebagainya.
Di sela-sela talshow, santri SD Entrepreneur Muslim Alif-A juga menampilkan beberapa tampilan, diantaranya pidato bertema entrepreneur dan presentase karya. Dalam presentase karya kali ini, santri menyampaikan bagaimana cara membuat gelang manik-manik. Pada kesempatan ini, para santri juga mendapatkan kesempatan untuk menjual produk yang mereka buat kepada para pengunjung Islamic Fair 2017.
Selain itu, dalam rangka mengedukasi anak cinta terhadap buku, para santri diberikan kesempatan untuk membaca dan membeli buku di area Islamic Fair. Dengan demikian, anak tidak hanya mendapatkan ilmu tapi juga berlatih transaksi jual beli serta managemen keuangan karena mereka berlatih untuk membelanjakan uang yang diberikan orang tua untuk membeli buku. Terlihat para santri mengikuti program ini dengan senag dan antusias. Semoga para santri bisa menjadi generasi yang cinta buku, cinta ilmu dan kelak menjadi pengusaha sukses yang gemar bersedekah.
0 komentar:
Posting Komentar